Bangsa-Bangsa Yang Berhasil Bertahan Dari Ekspansi Mongol

Jangkauan terluas Kekaisaran Mongolia dan negeri-negeri yang berhasil bertahan dari ekspansinya

Kekaisaran Mongolia adalah salah satu imperium manusia terbesar sepanjang masa. Berawal dari penyatuan suku-suku nomaden di gurun Gobi oleh seorang anak kepala suku bernama Temujin (Genghis Khan), bangsa Mongol dengan cepat menjelma menjadi kekuatan adikuasa terbesar di Eurasia pada masanya. Mereka berhasil menaklukkan peradaban-peradaban terbesar dunia saat itu: Dinasti Jin, Xia, dan Song (Cina), Khanat Qara Khitai (Khitan), Kekhalifahan Abbasiyah dan Khwarezmia (Islam), Volga Bulgaria dan Rus Kiev (Rusia), serta Hongaria dan Polandia (Eropa Timur). Semua bangsa ini menyatakan tunduk pada hegemoni Mongol.

Di puncak kejayaannya pada tahun 1279, Kekaisaran Mongolia menguasai hampir seluruh Eurasia. Kekuasaannya membentang dari Hongaria di Eropa Timur hingga semenanjung Korea. Dengan kavaleri yang terlatih dan infantri bersenjatakan meriam tangan, pasukan Mongol terbukti merupakan militer terkuat dan paling ditakuti dunia kala itu. Namun, dari ratusan bangsa yang pernah bertempur dengan pasukan Mongol, ada beberapa yang berhasil bertahan bahkan menang dan memaksa pasukan Mongol untuk mundur, baik karena keberuntungan atau memang karena pasukan mereka lebih kuat dari bangsa Mongol. Dan pada postingan kali ini, saya akan membahas mereka, bangsa-bangsa yang berhasil bertahan dari ekspansi Kekaisaran Mongol. Selamat menikmati... :>


1. Kesultanan Mamluk (Mesir) [1260 dan 1281]


Peta wilayah kekuasaan Kesultanan Mamluk dibawah Dinasti Bahri

Kesultanan Mamluk adalah sebuah dinasti Muslim yang berkuasa di Mesir pada Abad Pertengahan. Kekuasaannya meliputi seluruh Mesir, Israel, Palestina, Lebanon, Suriah, dan Hejaz. Saat pasukan Mongol sedang gencar-gencarnya melancarkan ekspansi ke seluruh dunia, Dinasti Mamluk baru saja berdiri setelah konflik perebutan kekuasaan dengan Dinasti Ayyubiyah berakhir. Perang antara Mongol-Mamluk terjadi tiga kali, yakni Pertempuran Ain Jalut dan Pertempuran Homs (I-II). Ketiganya dimenangkan oleh pasukan Mamluk. Kekalahan melawan pasukan Mesir merupakan kekalahan pertama yang dialami oleh pasukan Mongol.

Kemenangan pasukan Mamluk melawan Mongol tak lepas dari strategi yang matang dari sultan Mamluk saat itu (Sultan Qutuz) dan panglima perangnya (Jenderal Baybars). Beberapa tahun sebelum Pertempuran Ain Jalut, Sultan Qutuz menghukum mati para utusan Mongol yang dikirim oleh Hulagu Khan, gubernur Mongol di Ilkhanat (Persia). Qutuz kemudian mengirim mata-mata ke Baghdad, pusat pemerintahan orang Mongol di Timur Tengah untuk mengawasi pergerakan pasukan Mongol. Kota tua Baghdad telah diambil alih oleh Kekaisaran Mongol yang menaklukkannya pada tahun 1258. Kala itu, kota tersebut merupakan pertahanan terakhir dari Kekhalifahan Abbasiyah. Jatuhnya Baghdad menjadi pertanda runtuhnya Kekhalifahan Islam tersebut, dan sejak saat itu Dunia Islam mengalami masa kegelapan.

Pertempuran pertama antara pasukan Mongol-Mamluk terjadi pada tahun 1260 di Ain Jalut, Palestina. Pasukan Mesir pimpinan Jenderal Baybars berjalan melewati Yerusalem dan Tripoli, kota-kota suci yang saat itu telah dikuasai oleh para crusaders, pejuang-pejuang Kristen Eropa sejak masa Perang Salib (1095-1291). Para pejuang salib memperbolehkan pasukan Muslim Mesir untuk melewati wilayah mereka karena memandang Kekaisaran Mongolia sebagai ancaman yang lebih besar daripada orang-orang Muslim. Untuk sejenak, negara-negara Muslim dan Kristen yang berseteru dalam Perang Salib pun berdamai.

Sesampainya di Ain Jalut, pasukan Mesir berhadapan dengan pasukan Mongol pimpinan Jenderal Kitbuqa. Medan tempur yang berupa gurun masih merupakan hal baru bagi kavaleri Mongol sehingga mereka masih kesulitan bergerak, sementara pasukan Mamluk yang telah terbiasa dengan mudah menandingi kuda-kuda Mongol. Dalam perang ini, Sultan Qutuz menggunakan taktik 'serang-dan-lari' dengan menggunakan satu pasukan kecil yang dipimpin Baybars untuk memancing pasukan Mongol ke tempat persembunyian pasukan Mamluk yang lebih besar di dataran tinggi. Pasukan Mongol yang kehilangan banyak pasukan, termasuk Jenderal Kitbuqa yang turut terbunuh, akhirnya mundur kembali ke Baghdad. Dalam beberapa tahun ke depan, mereka kembali melancarkan serangan ke Mesir, namun akhirnya tetap tak dapat menaklukkan Kesultanan Mamluk.

2. Keshogunan Kamakura (Jepang) [1274 dan 1281]


Peta wilayah Keshogunan Kamakura pada masa pemerintahan klan Hojo

Keshogunan Kamakura adalah sebuah pemerintahan militer yang berkuasa di Jepang dari tahun 1185-1333, dengan shogun (penguasa) pertamanya adalah Minamoto no Yoritomo. Wilayahnya meliputi seluruh Jepang modern minus Hokkaido dan Ryukyu (Okinawa). Sebelum melancarkan serangan ke Jepang, pasukan Mongol terlebih dahulu menundukkan Kerajaan Goryeo (Korea) pada 1259 dan menyerang penduduk Ainu di pulau Sakhalin, Rusia. Invasi militer Mongol terhadap Jepang terjadi dua kali, yakni pada tahun 1274 dan 1281, semuanya dibawah perintah Kublai Khan, Kaisar Agung Yuan. Namun, keduanya mengalami kegagalan akibat kekurangan pasukan. Pada pertempuran pertama di Teluk Hakata, sebagian besar pasukan Mongol tewas saat kapal mereka tenggelam setelah terhantam topan badai dalam penyeberangan mereka dari Korea, termasuk bantuan sejumlah 60.000 pasukan.

Meski begitu, pasukan Mongol yang dibantu pasukan Korea sempat menang dalam pertempuran-pertempuran awal di pulau-pulau kecil di Selat Korea. Sementara di Honshu dan Kyushu, pertempuran antara pasukan Mongol-Korea dengan para samurai Kamakura berlangsung sengit. Para samurai yang mengandalkan pedang harus bertahan sekuat tenaga melawan pasukan Mongol yang bersenjatakan panah ledak, granat, dan meriam tangan. Namun mereka akhirnya dapat memukul mundur pasukan Mongol setelah datang lebih banyak bantuan. Pasukan Mongol yang kewalahan pun mundur ke kapal mereka dan langsung angkat sauh di tengah badai. Badai yang semakin dahsyat menghancurkan armada Mongol, ada sekitar 200 kapal yang tenggelam di perjalanan. Kapal-kapal Mongol yang besar berlayar dengan lambat, sementara para samurai mengejar dengan perahu-perahu kecil yang lebih cepat dan dengan segera menaiki kapal-kapal Mongol. Pertempuran kembali terjadi. Para samurai menyerang dengan ganas sementara prajurit Mongol yang kesulitan menggunakan panah mereka banyak yang tewas. Armada Mongol pun hancur di tengah laut. Tujuh tahun kemudian, Kublai Khan kembali mengirim ekspedisi ke Jepang, namun ekspedisi ini juga mengalami kegagalan dengan sebab yang sama dengan penyerangan pertama.

3. Kerajaan Dai Viet dan Champa (Vietnam) [1258, 1285, dan 1287-1288]

Kerajaan Dai Viet dan Champa pada abad ke-13

Di Abad Pertengahan, Vietnam terbagi menjadi dua kerajaan besar yang saling berseteru, yakni Dai Viet di utara dan Champa di selatan. Pasukan Mongol dibawah Dinasti Yuan melancarkan 3 kali penyerangan ke kedua kerajaan tersebut. Namun, dalam perkembangannya pasukan Mongol mengalami banyak kendala. Serangan Mongol membuat Dai Viet dan Champa yang telah berseteru selama ratusan tahun setuju untuk bersatu menghadang invasi tersebut. Geografi Vietnam adalah hutan tropis yang bertanah lembap dan dikelilingi sungai-sungai besar. Akibat medan yang sulit tersebut, kavaleri Mongol mengalami kesulitan untuk bergerak, sementara pasukan lokal Dai Viet-Champa yang telah berpengalaman melancarkan serangan dengan taktik gerilya.

Kaisar Kublai Khan pertama-tama mengirim utusan kepada Dai Viet pada 1254 untuk meminta izin agar pasukannya diperbolehkan melewati wilayah kerajaan tersebut untuk menyerang Kekaisaran Sung, yang kala itu merupakan negara merdeka terakhir di Cina yang belum tunduk pada Mongolia. Sebelumnya, pasukan Mongol telah menaklukkan Kerajaan Dali di Yunan pada tahun 1253. Permintaan Kublai Khan ditolak oleh Kaisar Tran, penguasa Dai Viet kala itu. Ia beranggapan bahwa jika pasukan Mongol berhasil menaklukkan Sung, maka setelah itu pasti negaranya yang menjadi sasaran penaklukan Mongol selanjutnya. Jawaban Kaisar Tran pun memancing amarah Kublai Khan, yang memerintahkan Jenderal Uriyangkhadai untuk memimpin invasi terhadap Vietnam pada tahun 1257.

Dalam 3 kali peperangan (tahun 1257, 1285, dan 1287), pasukan Mongol mengalami kekalahan besar. Dibawah pimpinan Jenderal Tran Hung Dạo, salah seorang pangeran Vietnam, pasukan aliansi Dai Viet-Champa berkali-kali berperang dan sukses memukul mundur gempuran pasukan Mongol. Selain korban dalam pertempuran darat biasa, banyak prajurit Mongol yang tewas tenggelam saat armada mereka melintasi sungai Mekong dan Chao Phraya, akibat termakan jebakan dari pasukan Dai Viet-Champa. Di lain pihak, kedua kerajaan Vietnam ternyata juga banyak kehilangan pasukan. Pada akhirnya, baik Dai Viet maupun Champa memutuskan untuk tunduk pada Dinasti Yuan demi mencegah konflik berkepanjangan. Namun, hubungan ini tak berlangsung lama. Karena setelah Kublai Khan meninggal dunia, Dai Viet dan Champa sama-sama melepaskan diri dari hegemoni Mongol dan kembali menjadi negara independen.

4. Kerajaan Majapahit (Indonesia) [1293]


Peta jangkauan terluas dari Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk)

Di masa pemerintahan Prabu Kertanegara, Kemaharajaan Singhasari mengalami masa kejayaannya dan menjadi negeri yang subur dan makmur. Mendengar kabar bahwa Kekaisaran Mongol sedang gencar melancarkan ekspansi ke seluruh Eurasia, sang Prabu melancarkan ekspedisi ke Sumatra dan Malaya untuk menjalankan aliansi dengan Kemaharajaan Dharmasraya yang berpusat di Jambi. Kertanegara bahkan tak segan-segan memaksa mereka dengan kekerasan apabila menolak ajakannya. Ekspedisi yang kemudian dikenal dengan Pamalayu dan berlangsung dari tahun 1275-1284 ini akhirnya sukses menjadikan Singhasari sebagai penguasa tertinggi di Tanah Melayu.

Sementara itu, Kublai Khan mengirim utusan yang memaksa Singhasari agar tunduk pada Mongol. Kertanegara dengan tegas menolaknya dan memotong telinga salah satu utusan itu dan bahkan menantang Kublai Khan. Sang Khan yang tersinggung pun sangat marah dan segera mengirim ekspedisi sejumlah 1000 kapal ke Jawa. Namun, hampir sama seperti di Jepang, banyak kapal Mongol yang tenggelam di perjalanan akibat badai. Hingga akhirnya mereka memasuki Nusantara dan mendarat di pulau Bangka untuk beristirahat selama beberapa bulan.

Dari Bangka, armada Mongol berlabuh dan mendarat di Karimunjawa. Dari sana, mereka mengirim utusan ke Jawa, yang kemudian mengirim kabar bahwa Jawa telah mengalami perpindahan kekuasaan dari Singhasari ke Kediri yang memberontak. Kertanegara telah tewas di tangan Jayakatwang, adipati Kediri. Pasukan Mongol kemudian bekerja sama dengan Raden Wijaya, menantu dari Kertanegara yang dendam pada Jayakatwang dan mengaku sebagai penguasa Jawa yang sah. Setelah mendirikan markas di Ujunggaluh (Surabaya), para Jenderal Mongol pun pergi ke desa Majapahit untuk berunding dengan Wijaya, yang mengatakan bahwa ia bersedia menjadi bawahan Yuan, namun setelah orang-orang Mongol membantunya mengalahkan Jayakatwang. Pasukan Mongol pun berperang dengan Kediri, dibantu oleh Wijaya dan pengikutnya dari Majapahit yang setia pada Singhasari dan anti-Kediri. Pasukan gabungan Mongol-Majapahit pun berhasil menghancurkan Kediri.

Namun, Wijaya yang ingin menjadi raja dan tak sudi menjadi bawahan Mongol lalu memberontak dan menyerang pasukan Mongol saat mereka tengah lengah. Prajurit Majapahit berhasil membuat pasukan Mongol kocar-kacir, mereka kehilangan sekitar 3000 prajurit. Pada akhirnya, pasukan Mongol yang kewalahan terpaksa mundur ke kapal dan angkat sauh, kembali ke Beijing. Sementara itu, Wijaya dinobatkan menjadi raja Jawa, menandai lahirnya sebuah imperium baru, Kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya, Majapahit memperluas kekuasaannya hingga sebagian besar Nusantara dan menjadi salah satu penguasa lokal terbesar di Asia Tenggara sebelum kedatangan bangsa Eropa.

5. Kesultanan Delhi (India) [1221-1327]


Jangkauan terluas dari Kesultanan Delhi dibawah kekuasaan Dinasti Tughluq

Pasukan Mongol berkali-kali melancarkan serangan ke jazirah India selama lebih dari 100 tahun, dari 1221-1327. Mereka berhasil menduduki wilayah Pakistan dan Punjab selama beberapa dekade. Pasukan Mongol yang semakin dalam memasuki India akhirnya berhadapan dengan penguasa terbesar India saat itu, Kesultanan Delhi. Ekspedisi Mongol ke India telah terjadi sejak masa pemerintahan Genghis Khan. Dimulai dari pengejaran Sultan Jalal ad-Din, penguasa Kesultanan Khwarezmia - yang baru saja dihancurkan pasukan Mongol - yang melarikan diri dari Samarkand ke India. Pengejaran sampai ke negeri Sindhu (Indus), dimana terjadi pertempuran yang berhasil dimenangkan pihak Mongol. Kemudian, pada tahun 1235 pasukan Mongol menginvasi daerah Kashmir di utara India lalu menyerang Peshawar dan Lahore. Namun mereka belum benar-benar mengalami kontak dengan Kesultanan Delhi.

Konflik sebenarnya antara Mongol-Delhi baru dimulai pada tahun 1260an, setelah Kekaisaran Mongol terpecah menjadi empat akibat perang sipil. Saat itu, Khanat Chagatai, salah satu pecahan Mongol yang menguasai Asia Tengah hendak memperluas kekuasaannya hingga India. Pada saat yang sama, Kesultanan Delhi dibawah pemerintahan Dinasti Khilji juga sedang melancarkan ekspedisi penaklukkan di negeri-negeri sekitarnya. Pasukan Mongol dibawah perintah Duwa Khan awalnya menginvasi Afghanistan, kemudian menyerang Punjab. Di sini, mereka bertemu dan bertempur dengan pasukan Delhi, namun mengalami kekalahan. Sultan Delhi kemudian menangkap sekitar 4000 prajurit Mongol dan dibawa ke Delhi. Mereka lalu memeluk Islam dan diberikan sebuah permukiman yang bernama Mughalpura ("Kota Mongol").

Pasukan Mongol terus melancarkan serangan ke Delhi hingga 40an tahun berikutnya, namun selalu mengalami kegagalan. Pasukan Delhi dibawah pimpinan Sultan Alauddin Khilji dan Jenderal Zafar Khan terbukti mampu mengimbangi kekuatan Mongol. Pasukan Mongol kembali menyerang India setelah Kesultanan Delhi berganti penguasa, Dinasti Tughluq. Perang besar terjadi pada 1327 dimana pasukan Mongol mampu mengimbangi kekuatan Delhi. Namun, pada akhirnya mereka tetap mengalami kekalahan. Dalam waktu-waktu berikutnya, Mongol berhenti melancarkan serangan ke India. Justru, Kesultanan Delhi menjalin hubungan dengan dua negara pecahan Mongol, Dinasti Yuan di Tiongkok dan Ilkhanat di Persia. Sementara Khanat Chagatai sendiri mengalami perang saudara dan terpecah menjadi beberapa negara bagian.

Bangsa Mongol baru benar-benar bisa menguasai jazirah India pada tahun 1600an, dibawah Dinasti Timur yang kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Mughal. Dinasti Mughal inilah yang membawa India pada masa keemasaannya, dan merupakan penguasa lokal terbesar yang bertahan, sebelum akhirnya kerajaan besar tersebut runtuh pada awal abad ke-18, dan pusat kekuasaannya menjadi perebutan tiga imperium besar Asia: Kekaisaran Maratha dari Maharashtra, Kekaisaran Afshariyah dari Persia, dan Kekaisaran Durrani dari Afghanistan. Dinasti Mughal akhirnya benar-benar musnah setelah India jatuh ke tangan Kekaisaran Inggris pada abad ke-19, satu-satunya imperium manusia yang mengungguli bangsa Mongol dalam hal luas wilayah kekuasaan...

Komentar

  1. Balasan
    1. Tidak saya masukkan, karena (meski tanpa perang) mereka tetap takluk sebagai vasal Mongol dari tahun 1245-1300.

      Hapus
  2. Kekalahan pasukan Tartar dan Mongol yg sesungguhnya adalah saat menghadapi kesultanan mamluk.. Kekalahan itu terjadi pada saat Mongol di Puncak kekuatannya. Itu menjadikan kekalahan pertama untuk mongol. Bahkan pasukan Mongol jauh lebih besar dari pasukan islam sewaktu berperang di Ain Jalut. Kekalahan di Ain Jalut benar-benar mengakhiri kedigdayaan mereka atas negeri-negeri muslim, karena setelah perang itu pasukan Mongol dapat di pukul mundur hingga ke Persia. Syam dan sebagian Irak dapat di rebut kembali oleh Sultan Baybars.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi ada info yg bilang Mongol pertama kali kalah oleh kerajaan Islam vulga Bulgaria bahkan Mongol sampe mengakui bahwa vulga Bulgaria lawan yg hebat

      Hapus
  3. Banyak dari penguasa penguasa Mongol setelah itu masuk Islam. Seperti Golden Horden dinasti Mongol yg ada di Rusia. Pada saat Mongol ingin menginvasi kembali wilayah Syam dr kesultanan Mamluk, dinasti Golden Horden yg sudah memeluk islam membantu pasukan islam melawan kerajaan mongol bersama-sama. Akibatnya Mongol kalah telak, dan Baghdad jatuh kembali ke tangan pasukan Islam. Mongol bahkan mundur jauh ke wilayahnya. Hanya Yaman yg berada dlm kekuasaan mongol, namun tak berapa lama gubernur mongol juga memeluk islam. Efek dari kekalahan mongol di ain jalut sangat besar, selain dari banyaknya pemimpin pemimpin mongol masuk islam, juga wilayah2 jajahan mongol banyak yg lepas.

    BalasHapus
  4. dari kelima nya , hanya jawa yang diserang cuman sekali, semuanya lebih dari sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena setelah serangan pertama mongol mengalami kemunduran dan Majapahit bangkit menjadi kerajaan terbesar di Nusantara

      Hapus
  5. Utusan Mongol datang ke singosari terus di potong kupingnya.
    Sekarang china datang kesini, di jilatin pantatnya. "please invest in my country" TAEK !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha.. Iya bro
      Ternyata kita tidak belajar dari leluhur kita. Kita lebih mengidolakan bangsa lain dan tdk percaya pd bangsa kita sndiri. Padahal bangsa kita lebih hebat dr bangsa asing kalau kita melihat sejarah moyang kita yg tak sudi di Kuasai bangsa asing

      Hapus
    2. Yaelah lu kalo ga ada orang cina di indo lu mau kerja sama siapa? Pengangguran? Cina disini bukan malas2an. Justru menggerakkan ekonomi indonesia seperti bos bca/djarum. Ga bersyukur kelen tolol.

      Hapus
    3. Bersyukur kopet mu, dijadikan babu ko bersyukur...

      Hapus
    4. Pliss stop rasis, thanks.

      Hapus
  6. Mantappp jujur banget.. ente tong

    BalasHapus
  7. andaikan dibikin film mantap nih karena nenek moyang kita terbukti hebat

    BalasHapus
  8. 1293 Majapahit joined is the game
    1293 Mongol left is the game
    Wkwkwk untung aja belum maauk tanah toraja tuh bangsa Mongol klo masuk abis tuh di santet

    BalasHapus
  9. Nonton aja tutur tinular, di filmin disitu kok om

    BalasHapus
  10. Balasan
    1. Tapi pas 1250an Kubilai Khan nguasain Tiongkok. Makanya Kubilai Khan juga jadi kaisar Tiongkok pas itu

      Hapus
    2. Tapi pas 1250an Kubilai Khan nguasain Tiongkok. Makanya Kubilai Khan juga jadi kaisar Tiongkok pas itu

      Hapus
    3. Tapi mereka berseketu om. Dengan di dirikanya dinasti yuan

      Hapus
    4. beda, bahasanya aja beda. org tiongkok cenderung lebih suka bangun peradaban maju, kl org mongol cenderung jadi org nomad dan penjarah.

      Hapus
  11. Dari invasi Mongol ke Nusantara saat itu saya semakin yakin kalau orang2 di negara ini kenapa lebih lihai dalam memilih untuk adu domba mendapatkan kekuasaan ketimbang dengan mengobarkan semangat persatuan antar 1 daerah yang sama.

    BalasHapus
  12. lalu bagaimana thailand dan tibet?

    BalasHapus
  13. dan semuanya bangsa asia kan? qutuz dan baybars kan orang turki karluk

    BalasHapus
  14. sekarang produk produk tiongkok menguasai indonesia kita harus belajar dari nenek moyang kita mengalahkan mereka....jiplak produk mereka dengan segala cara

    BalasHapus
  15. Jepang mampu bertahan dari invasi Mongol

    BalasHapus
  16. Mni reang euy, rame pisan komentar na, tong pohooo ngopi daaaks...

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  18. Yang bener2 menang dengan perang terbuka kayaknya cuma mamluk ya berarti
    yang lain karena ada faktor2 pembantu, terutama faktor alam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peta Sejarah Indonesia Periode 1900-2016

Kronologi Sejarah Pulau Sumatra (75.000 SM - 2017 M)

Kronologi Sejarah Pulau Jawa (10.000 SM - 2017 M)